Sambutan
Meriah Warga Paris untuk menyambut Natal
Oleh.
FDA Widodo
Kalau
sudah mendekati akhir tahun, bisa dipastikan hampir semua orang akan merayakan
pesta. Tidak hanya pesta untuk merayakan
Natal (bagi umat Nasrani) ataupun perayaan pesta Tahun Baru. Tidak
terkecuali di Perancis, terutama Kota Paris.
Sebulan sebelum Natal, Kota Paris sedang
“panas-panas”nya untuk berhias. Tiap
sudut kotanya
berhiaskan pernik-pernik dan aksesoris yang berbau
“Natal”. Ya, Perancis sedang mempersiapkan agenda tahunan mereka, yaitu
mempersiapkan perayaan Natal. Jadi tidak heran jika di sepanjang jalan
utama banyak ditemukan patung-patung berukuran “jumbo” yang berbentuk rusa-rusa
penarik kereta salju dan patung Santa Claus yang terkenal dengan kostumnya yang
hampir 100% berwarna merah dengan perut buncit, berjenggot putih, sepatu bot
besar, dan kantong bawaan yang berisi hadiah buat anak-anak yang baik, atau juga
dapat dilihat begitu menawannya salju-salju yang menutupi pohon-pohon cemara
yang digantungi bola-bola warna warni dengan lampu-lampu hias yang dililitkan
seluruh pohon, hingga patung-patung mungil berbentuk manusia dan hewan yang
merupakan simbol dan ciri khas dari Natal lainnya. Tidak hanya sepanjang
pinggir jalan, tapi juga di komplek pertokoan atau mall yang juga menghias
bangunan dengan atribut dan aksesoris Natal. Lampu hias yang
berkelap-kelip, megah menjulang pohon Natal, dan lain sebagainya.
Namun,
ada satu hal menarik yang dapat dijumpai disini. Selain hiasan pernak-pernik Natal, dijumpai
juga adanya Pasar Natal atau dalam istilah Perancis-nya “Marché de Noël”. Seperti
perayaan persiapan Natal berupa tahun-tahun sebelumnya, beberapa kota besar di
Kota Paris seperti La Défense atau di pusat Kota Paris sendiri yang menggunakan
pinggir jalan untuk sebagai tempat “warung dadakan” yang berupa bangunan kayu,
unik, dan etnik. Bangunan-bangunan
tersebut berjejer rapi di kanan dan kiri jalan sepanjang jalan utama, Avenue
des Champs-Élysées. Warung-warung ini lah
yang dikenal dengan Pasar Natal.
Sama
seperti dengan istilah “pasar” pada umumnya.
Pasar Natal di Kota Paris ini adalah merupakan tempat jualan aneka macam
produk. Salah satunya minuman
tradisional untuk menyambut Natal adalah
“vin chaud” atau istilahnya “anggur panas”.
Dengan menyisikan uang sekitar 3-4 euro/gelas kecil atau 5-6 euro/gelas
besar, kita bisa mencicipi minuman tradisional dari Eropa ini. Atau kita juga dapat mencicipi minuman khas
lainnya seperti Bière de Noël (Bir Natal) atau minuman khas Natal dari Belgia,
“chocolate chaud” (coklat panas).
Tidak
hanya minuman, makanan khas Perancis pun diperjualbelikan di beberapa toko di
Pasar Natar ini. Sebut saja “crepes” yang cukup populer di
Indonesia. Panganan ringan ini bisa
dinikmati dengan selai coklat, gula pasir, madu, atau selai buah dan ditambah
dengan segelas minuman hangat.
“hmmm...nikmatttt...”.
Ternyata
setelah dilihat dengan cermat lagi, panganan yang dapat ditemukan di Pasar
Natal Kota Paris ini tidak hanya crepes.
Ada juga panganan lainnya, seperti “beignet”
atau “chici” (istilah panganan yang
digoreng dari Eropa). Hampir mirip
dengan gorengan dari Indonesia, gorengan disini juga terbuat dari bahan tepung
terigu, mentega, telur, dan minyak untuk menggorengnya, dan ada juga gorengan dari
bahan nanas atau pisang. Selain beignet,
juga ada panganan yang disebut “gaufres”. Gaufres atau lebih dikenal dengan sebutan “waffel”
ini merupakan makanan khas Eropa Utara terutama Brussel (Belgia).
Hal
ini mungkin berbeda dengan kota kecil seperti La Défense. Ketika memasuki kota kecil ini, terlihat jika
La Défense memiliki Pasar Natal yang terfokus pada satu area lapang. Mirip dengan Pasar Natal di Kota Paris, tapi
untuk kesan artistiknya, agaknya Kota La Défense lebih menarik dalam
pengemasannya. Area makanan, area
minuman, area aksesoris dan pernak-pernik Natal serta souvenir lainnya terpisah
dengan rapi. Mungkin yang menjadi
kesamaan dari Pasar Natal di tempat berbeda tersebut adalah banyaknya toko yang
menjual souvenir, aksesori, dan pernak-pernik untuk menambah semaraknya
Perayaan Natal nanti.
La
Défense ini sendiri merupakan kota kecil di pinggiran sebelah Utara wilayah
Kota Paris. Walaupun di pinggiran Kota
Paris, kota ini terkenal karena sering dijadikan konser musik atau lainnya dari
para artis Perancis maupun dari luar Perancis.
Kota ini terkenal sebagai tempat konser seni karena memiliki panggung
spektakuler di area lapang yang sekarang ini digunakan sebagai lokasi Pasar
Natal. Area lapang ini berada di pusat
kota dan dikelilingi gedung-gedung menjulang dan megah.
Asal-usul
Pasar Natal ?
Jika
ditelisik lebih lanjut tentang Pasar Natal, ternyata tradisi Pasar Natal itu
sendiri berasal dari Negara Jerman. Sedangkan
wilayah Perancis yang pertama mengadopsi acara “Marché
de Noël” adalah Perancis Timur seperti Alsace.
Alsace yang notabene berada di Eropa Tengah adalah wilayah Perancis dan
pernah dijuluki sebagai “provinsi yang hilang” ini, berbatasan langsung dengan
Jerman dan Swiss. Pada hakekatnya, warga
asli Alsace adalah satu rumpun dengan warga asli Jerman, jadi untuk budaya dan
bahasa asli nya, banyak kesamaannya. Oleh
karena itulah, dalam menyambut Natal, warga Alsace banyak sekali terpengaruh
oleh budaya warga asli Jerman, salah satunya “Marché de Noël”. Pasar Natal di wilayah Alsace atau di Jerman
sendiri sempat menghilang beberapa tahun ketika Perang Dunia I melanda Eropa
ketika berada dalam kekuasaan Nazi. Dari
informasi yang didapatkan teman-teman dari Alsace, Pasar Natal awalnya hanya merupakan
pasar kecil tradisional yang cenderung sederhana. Pasar ini lebih menonjolkan hiburan ringan
buat anak-anak, beragam sajian makanan ringan dan minuman khas daerah yang
murah-meriah, serta tak lupa aksesoris sederhana untuk menambah semaraknya Natal.
Entah, semenjak kapan Kota Paris mengadopsi istilah “Marché de
Noël” ini sebagai agenda tahunan mereka.
Dari cerita beberapa teman di Paris, Pasar Natal di Paris lebih banyak
menonjolkan sisi “hura-hura” dan gemerlapnya Kota Paris, sehingga mereka sendiri
enggan untuk sering-sering mengunjungi pasar tersebut. Biasanya para pengunjung Pasar Natal itu
justru kebanyakan dari daerah atau negara lain, seperti Amerika, Inggris, Asia,
bahkan negara tetangga seperti Jerman atau Swiss pun turut meramaikan jumlah
pengunjung Pasar Natal tersebut.
Menurut saya, hal ini wajar saja untuk Kota Paris yang selama ini
diakui banyak orang sebagai “tempat wisata paling wah” di Eropa. Sebut saja Eiffel tower, pusat hiburan malam “Moulin Rouge”, hingga Musem Louvre
yang punya “senyum Monalisa” dan terkenal di dunia. Jadi, dengan memberikan sensasi lebih pada “Marché
de Noël”, diasumsikan akan lebih banyak mendatangkan wisatawan lagi ke Paris
pada waktu musim gugur dan musim dingin di akhir tahun yang tahun ini menggigit
suhunya. Brrrr.... jadi teringat, la vie est . . .
kredit foto : fda widodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar