Setelah beberapa bulan mengurus segala perlengkapan menuju
negaranya Napoleon Bonaparte,
baik tiket, visa Schengen maupun tetek bengek lainnya, tepat
tengah malam, bertolaklah kami dengan menumpang pesawat Qatar
Airways dari Bandara
Internasional Soekarno Hatta,
Jakarta untuk menuju Doha. Selama
kurang lebih 8 jam pertajalan ke Doha ini, kami
disuguhkan banyak makanan kas Arab dan tak lupa sebotol kecil “vin rouge” sebagai menu tambahan kami. Lalu tibalah kami di negara yang kaya akan minyak ini. Terus kami pun menuju ruang tunggu untuk menunggu pesawat pengganti. Sambil duduk “manis” aka transit selama kurang lebih 3 jam, datanglah juga pesawat lanjutan yang akan mengantar kami ke Charles de Gaulle (Paris).
disuguhkan banyak makanan kas Arab dan tak lupa sebotol kecil “vin rouge” sebagai menu tambahan kami. Lalu tibalah kami di negara yang kaya akan minyak ini. Terus kami pun menuju ruang tunggu untuk menunggu pesawat pengganti. Sambil duduk “manis” aka transit selama kurang lebih 3 jam, datanglah juga pesawat lanjutan yang akan mengantar kami ke Charles de Gaulle (Paris).
Lebih kurang 7 jam perjalanan, membuat pantat ini sudah kayak
pantat monyet. Yah, rasa penat pantat belum berakhir semenjak penerbangan
pertama kami tadi, tapi itung-itung “berjibakukutai”
demi melongok seperti apa kondisi negeri “Bonaparte” itu, hal ini bukanlah
suatu masalah berarti.
Tak terasa (selama perjalanan tidur), pesawat kami pun mendarat
dengan mulus di bandara terbesar di Perancis, Charles de Gaulle ketika pagi
menjelang. Setelah melewati proses screening yang lumayan ketat, kamipun segera
mengambil tas bawaan kami. Hmmm… memang ramai sekali bandara ini.
Lalu,
kami pun segera mencari lokasi kereta subway yang berada di sekitar
bandara. Selanjutnya, setelah membeli tiket kereta untuk menuju rumah
sahabat di Kota Paris.
Yah, akhirnya kami menemukan tempat tinggal orang tua dari sahabat
kami, Laure de Montarnal. Ramah dan bersabahat sekali ketika
bertemu dengan Ibu sahabat kami. Dia mempersilahkan kami masuk dan
beristirahat sejenak sembari menunggu kedatangan sahabat kami yang sedang
bekerja. Setelah ngobrol-ngobrol “ngalor-ngidul” sebentar dengan Ibu,
terlelaplah kami dalam ke-jet
lag-an.
reblog : https://yoyododo.wordpress.com/2014/05/20/melihat-negara-bonaparte-dari-dekat/
reblog : https://yoyododo.wordpress.com/2014/05/20/melihat-negara-bonaparte-dari-dekat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar