By. fda widodo
Kata orang banyak, Perancis itu kota indah dan romantis, apalagi Paris. Daku gak tahu dari mana dasar omongan itu. Ditambah lagi, daku sendiri kurang mengerti makna romantis yang ada (pura-pura gak tahu, hehehe). Apakah pernyataan itu berdasarkan penglihatan karena banyaknya orang saling peluk-pelukkan berfoto mesra di bawah eiffel sampai foto pre-wedding? atau karena banyak pasangan yang masang gembok di jembatan supaya cintanya langgeng? atau juga karena adanya beberapa pasangan yang "cipokkan" di jalan, stasiun metro (subway), dan tempat-tempat umum? Apalagi mereka melakukan dengan pede karena syah-syah saja disini dan tidak takut diomong-omongin orang lain, atau ditangkap petugas keamanan atau sosial. Perlu diketahui, ternyata tidak hanya warga lokal sini saja, tapi beragam manusia yang datang ke mari sebagai pelajar, tkp (tenaga kerja perancis), sampai imigran pun ikut-ikutan berperilaku sama dengan warga lokal (tapi tidak semua loh...). Mulai dari cumi-cumian, gandengan, peluk-pelukkan, ataupun gendong-gendongan mesra adalah suatu pemandangan sehari-hari yang sayang sekali dilewatkan (hahahaha...habis, jarang sekali lihat di Indonesia). Apakah itu yang mendasari kota Paris jadi kota romantis di dunia?.
Paris memang salah satu kota paling sibuk di dunia, ditambah Paris adalah episentrum tempat belanja merk-merk terkenal di dunia. Sebut saja Chanel, Gucci, Saint Laurent, Hermes, Louis Vuitton, dan lain-lainnya menjadikan Paris sebagai tempat bertandangnya para juragan dari seluruh dunia.
Paris adalah kota yang mengutamakan sisi wisata yang berbasis wisata kota dan tempat-tempat bersejarah. Sebut saja menara tua Eiffel yang menjadi ikon kota Paris. Ada juga didekatnya Concorde yang disambungkan sebuat jalan bernama Champs-Élysées dan menuju ke Arc de Triomphe.
Ada juga bangunan sejarah Notredame yang merupakan titik 0 km Paris. Ada lagi didekatnya setelah melewati sungai Seine, tempat bersejarah dan dikenal dunia, museum Louvre namanya. Museum ini "menyembunyikan" lukisan fenomenal dari seorang maestro Perancis, Leonardo de Vinci, dikenal dengan senyum misterinya, Monalisa.
Terus, agak di luar Paris, ada tempat berupa bangunan basilika, bernama Sacre coer. Dan masih banyak lagi tempat-tempat bersejarah dan menarik yang dapat dikunjungi. Dari museum, jalan, hingga istana peninggalan raja-raja pendahulu kota Perancis sebelum revolusi Perancis 1789, contohnya Istana Versailles peninggalan raja Louis XIV dengan tamannya yang katanya paling indah se-perancis hasil kreasi seniman taman terkenal "Andre le Notre", yakni taman Versailles yang menginspirasi seorang sutradara untuk membuat satu film, jardin du roi.
Kalau dipikir-pikir dan dicermati, untuk tempat wisata di kota Paris kebanyakan adalah tempat-tempat yang memang sudah tua, tapi ya tetap saja masih banyak orang yang datang ke mari. Pemerintah Perancis memang sangat menghargai peninggalan-peninggalan pendahulu mereka, dan mereka membuatnya lebih atraktif dengan merawatnya dan menjadikan sebagai obyek wisata menarik.
Jadi termangu-mangu sendiri di pinggir sungai Seine. Kalau dibandingkan dengan Indonesia, peninggalan-peninggalan pendahulu banyak dan jika dibuatkan konsep dan manajemen yang pas, pasti akan banyak tamu juga datang untuk mengunjungi. Tapi, kenyataannya, peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut lebih banyak disulap abrakadabra dijadikan tempat belanja ataupun ruko-ruko. Memang miris sampai mringis jika mengingatnya. Yah, walaupun ada di beberapa tempat di Indonesia, kota-kota lama dijadikan tempat wisata ala daerah masing-masing, tetapi tetap saja lebih banyak tempat lain yang oleh pemerintah daerahnya disulap jadi tempat belanja ataupun ruko-ruko.
Sekali pernah, daku tanya ke salah satu manusia yang memiliki tempat itu. "Kenapa harus dihancurkan Pak bangunan itu? Sayang, bangunan itu kan masih bagus dan merupakan salah satu bangunan bersejarah.". "Ya gimana lagi Dik, bangunan itu tidak produktif, mendingan dihancurkan dan dijadikan ruko. Lalu nanti disewakan atau pun dijual mahal. Beres kan, saya bisa dapat keuntungan banyak." Yah, kalau sudah bicara tentang ekonomi, walaupun sudah punya istri 9 ataupun mall berderet-deret (entah nyewa atau pribadi), mobil sampai pabriknya ada, tetap saja manusia akan merasa kurang. Memang, kalau dulu ngomong tentang ekonomi, pasti sangkut pautnya ya perut, tapi sekarang daku sendiri gak tahu sangkut pautnya apa (hmmm...Kalau pikiran lagi kacau pasti akan ngomong "Mungkinkah di bawah perut?").
Weits, jadi ngelantur kemana-kemana topiknya. Yang jelas, secara garis besar kota Paris itu kota wisata yang "semlohai". Tentang ini, banyak orang pasti mengamininya. Sedangkan masalah kebersihan seperti banyaknya (maaf) 'poop' anjing dan 'poop' burung adalah permasalahan cukup besar disini. Hal ini sering daku lihat, ada manusia yang sepatunya menginjak "ranjau", tidak sedikit "nyumpah-nyumpah" (maaf) 'anjing'lah sampai kebun binatangpun dibawa-bawa. Belum ditambah, manusia yang memakirkan mobil harus bersumpah-serapah ketika atap ataupun kaca depan mobilnya yang kinclong harus jadi "wc" burung-burung merpati yang memang luar biasa banyak di kota Paris. Yah, memang pemandangan lucu dan "wagu" diantara pemandangan banyaknya gelandangan "perlente" dan fashion victims di jalanan ditambah riuhnya burung di taman dengan konsep pemandangan hijau yang indah.
Ya, itulah secuplik la vie est . . . dari Paris.
Sekali pernah, daku tanya ke salah satu manusia yang memiliki tempat itu. "Kenapa harus dihancurkan Pak bangunan itu? Sayang, bangunan itu kan masih bagus dan merupakan salah satu bangunan bersejarah.". "Ya gimana lagi Dik, bangunan itu tidak produktif, mendingan dihancurkan dan dijadikan ruko. Lalu nanti disewakan atau pun dijual mahal. Beres kan, saya bisa dapat keuntungan banyak." Yah, kalau sudah bicara tentang ekonomi, walaupun sudah punya istri 9 ataupun mall berderet-deret (entah nyewa atau pribadi), mobil sampai pabriknya ada, tetap saja manusia akan merasa kurang. Memang, kalau dulu ngomong tentang ekonomi, pasti sangkut pautnya ya perut, tapi sekarang daku sendiri gak tahu sangkut pautnya apa (hmmm...Kalau pikiran lagi kacau pasti akan ngomong "Mungkinkah di bawah perut?").
Weits, jadi ngelantur kemana-kemana topiknya. Yang jelas, secara garis besar kota Paris itu kota wisata yang "semlohai". Tentang ini, banyak orang pasti mengamininya. Sedangkan masalah kebersihan seperti banyaknya (maaf) 'poop' anjing dan 'poop' burung adalah permasalahan cukup besar disini. Hal ini sering daku lihat, ada manusia yang sepatunya menginjak "ranjau", tidak sedikit "nyumpah-nyumpah" (maaf) 'anjing'lah sampai kebun binatangpun dibawa-bawa. Belum ditambah, manusia yang memakirkan mobil harus bersumpah-serapah ketika atap ataupun kaca depan mobilnya yang kinclong harus jadi "wc" burung-burung merpati yang memang luar biasa banyak di kota Paris. Yah, memang pemandangan lucu dan "wagu" diantara pemandangan banyaknya gelandangan "perlente" dan fashion victims di jalanan ditambah riuhnya burung di taman dengan konsep pemandangan hijau yang indah.
Ya, itulah secuplik la vie est . . . dari Paris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar