Rabu, 27 April 2016

Ketika jauh dari tanah kelahiran ...

Oleh. fda widodo

Tak terasa sudah hampir menginjak 1,5 tahun berada di bumi Napoleon.  Kangen dengan segala hal yang ada di bumi Nusantara adalah hal yang pasti.  Namun, beruntung lah masih ada ef-be, wat-sap, ataupun telpon via internet ala sekaipe yang sedikit banyak mengurangi rasa kangen terhadap tanah air tercinta yang entah bagaimana kondisi ter-gress nya sekarang (maklum, jarang ap tu det nonton tv disini).  Mulai dari jilatan, cakaran, pukulan sampai ciuman untuk idpoleksosbudhankam Indonesia oleh segelintir manusia-manusia hebat yang katanya akan membuat Indonesia semakin baik, hingga kisah-kisah  mesra (tapi bukan Surti-Tejo) yang lucu, lugu, dan saru membaur jadi satu dengan kisah haru pilu teman-teman.

O ya, untuk porsi mungkin daku lebih ingin tahu sikon untuk daerah asal yang terkenal dengan keripik pisangnya (sebut saja Su*eno salah satu merknya).  Apakah sekarang sudah tambah lagi mall? apakah bakso Sony masih ramai pembeli? atau kondisi jalan kartini sekarang bagaimana? terus, apakah jalan lintas Sumatera masih berlubang-lubang? Kalau bicara tentang jalan, masih ingat ketika harus naik 'semog' dengan "kanjeng ratu" lewat jalan desa untuk pulkam, jalan dan sawah cuma 11/12 saja. Jika dipikir-pikir, apakah jalan itu masih seperti dulu?  Hmmm...semua nya memang terjawab, tapi hanyalah "hawer-hawer".  Ya, istilah yang sering dipakai para pencinta interkom atau ht satu dasarwarsa lalu untuk mengatakan sesuatu yang tidak jelas. 

Aih...Apapun bentuk dan kondisinya sekarang, dari pinggiran sungai Seine dan di bawah besi tua Eiffel, daku tetap dan selalu mendoakan untuk kebaikan dan keselamatan negeri tercinta nun jauh disana. Hmmm...jadi ingat lagu "Tanah Airku..."

Lalu, segalanya akan dimulai dari sini... (la vie est titik titik titik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar